PERAN AKUNTAN
DALAM PERUSAHAAN
Sejak ilmu pembukuan (begitulah sebutan awalnya bagi ilmu
akuntansi) di temukan dan di perkenalkan oleh seorang yang berkebangsaan italia
yang bernama Luca Pacioli, maka ilmu akuntansi tidak bisa lagi di lepaskan
dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di sadari ataupun tidak di sadari,
misalnya dalam kehidupan perseorangan, seorang ibu rumah tangga yang mencatat
apa saja barang belanjaannya seperti yang telah di jelaskan di pendahuluan
secara tidak sadar ia telah melakukan apa yang di namakan pembukuan atau akuntansi.
Hal ini akan secara nampak bahwa akuntansi itu akan sangat di perlukan bagi
suatu perusahaan dan hal itu akan di sadari akan pentingnya hal tersebut bagi
suatu perusahaan. Begitu pentingnya peran akuntansi ini sehingga tiap
organisasi atau perusahaan haruslah mempunyai fungsi akuntansi dalam struktur
organisasinya. Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap perusahaan
didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 6, yang berbunyi:
“Tiap-tiap orang yang melakukan atau menjalankan perusahaan atau menyelenggarakan pembukuan perusahaan,
sehingga diketahui segala hak dan kewajibannya”.
Tujuan dari akuntansi atau pembukuan yang akan dicapai
adalah untuk memperoleh informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi
barang agar dapat ditentukan dengan tepat kebijakan perusahaan selanjutnya.
Itulah sedikit gambaran umum tentang pentingnya akuntansi bagi perusahaan. Di
bawah kami akan sebutkan peranan penting kegiatan akuntansi pada perusahaan:
1.
Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan.
Data
yang relevan untk keputusan terdiri dari transaksi-transaksi dan kejadian dalam
perusahaan. Kalau berbicara tentang transaksi atau kejadian, maka hal tersebut
akan selalu berhubungan dengan tindakan yang telah di selesaikan, misalnya
membeli barang. Kegiatan untuk membeli
barang bukanlah merupakan transaksi, karena belum di laksanakan. Dalam hal
tersebut , kegiatan itu tidak dapat di klarisifikasi sebagai transaksi akuntansi
(accounting transaction) dan karena itu tidak di proses lebih lanujut
dalam akuntansi.
2.
Pemprosesan data dan kemudian pelaporan
informasi yang di hasilkan.
Proses
dan pelaporan data mencakup kegiatan pencatatan, penggolongan dan
pengikhtisaran. Pencatatan transaksi dapat di lakukan dengan berbagai cara,
misalnya di tulis dengan pensil atau pena. Pencatatan transaksi berarti
mengumpulkan data secara kronologis, disamping di catat, transakis perusahaan
sekaligus di golong-golongkan dalam kelompok atau kategori yang berhubungan.
3.
Pengkomunikasian informasi kepada pemakai
laporan.
Laporan
akuntansi (accounting reports) yang di hasilkan oleh suatu sistem
akunatansi yang beragam macamnya akan menimbulkan jenis laporan yang
berbeda-beda tergantung pada pihak yang akan menggunakan laporan tersebut,
misalkan laporan keuangan, banyak pihak luar perusahaan yang menggunakan
informasi keuangan tersebut. Misalnya pemegang saham, calon pemegang saham,
kreditur, bank, pajak dan lainya. Pada
umumnya, pihak-pihak ini tidak dapat secara bebas mkemperoleh informasi yang di
inginkan. Informasi yang mereka peroleh terbatas pada laporan yang di sediakan
oleh manajemen perusahaan.
Apabila
seseorang atau sekelompok oorang memutuskan untuk melakukan usaha, maka berarti
bahwa ia (mereka) telah bersedia mengikatkan sebagian sumber daya yang mereka
miliki untuk di pakai dalam perusahaan guna mencapai tujuannya. Pengikatan
sumber daya ini, misalnya dalam bentuk penyetoran uang untuk modal, yang tak
lain dari tujuannya adalah untuk menghasilkan laba dari modal yang mereka
tanamkan. Untuk mencapaiu tujuan tersebut, perusahaan harus mkenggunakan modal
yang di terima dari npara penanam modal untuk melakukan usaha. Apabila modal
tersebut masih kurang, maka perusahaan tersebut bisa meminjam uang kepada pihak
luar, misalnya bank dan lain sebagianya.
Dari
uraian tersebut di atas, dapat di lihat bahwa kegiatan perusahaan meliputi
suatu arus perputaran dana, yang mana dana itu di peroleh dari pemilik dan
kreditur untuk di gunakan melakukan usaha yang bisa menghasilkan laba yang pada
akhirnya di terima dalam bentuk dana lagi. Maka dari itu, semua
kegiatan-kegiatan tersebut di atas, akan tercermin dalam transaksi dan
kejadian-kejadian yang perlu di catat serta di laporkan. Disinilah akuntansi
mempunyai peranan penting dalam proses pencatatan pelaporan tersebut.
PERSAMAAN AKUNTANSI
Persamaan Akuntansi adalah perangkat
yang paling mendasar. Persamaan ini menyajikan jumlah aktiva perusahaan dan
jumlah kewajiban serta modal terhadap aktiva tersebut, di mana Aktivaberada di
ruas / posisi kiri dari persamaan dan Kewajiban serta Modal berada di ruas /
posisi kanan dari persamaan.
Aktiva Adalah sumber ekonomis dari suatu usaha yang di harapkan dapat memberikan keuantungan bagi usaha tersebut di masa yang akan datang. Misal : Kas, perlengkapan, barang dagangan, tanah dan bangunan dan lain – lain.
Kewajiban Atau “tuntutan dari pihak luar” adalah kewajiban ekonomis berupa hutang atau pinjaman yang harus di bayarkan kepada pihak luar (yang biasa di sebut kreditur).
. Modal (Ekuitas Pemilik) Atau “tuntutan dari pihak dalam” adalah tuntutan yang berasal dari pemilik perusahaan karena mereka telah menanamkan modalnya ke dalam usaha.
Jadi,Persamaan akuntansi dapat di gambarkan
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik (Modal)
Aktiva Adalah sumber ekonomis dari suatu usaha yang di harapkan dapat memberikan keuantungan bagi usaha tersebut di masa yang akan datang. Misal : Kas, perlengkapan, barang dagangan, tanah dan bangunan dan lain – lain.
Kewajiban Atau “tuntutan dari pihak luar” adalah kewajiban ekonomis berupa hutang atau pinjaman yang harus di bayarkan kepada pihak luar (yang biasa di sebut kreditur).
. Modal (Ekuitas Pemilik) Atau “tuntutan dari pihak dalam” adalah tuntutan yang berasal dari pemilik perusahaan karena mereka telah menanamkan modalnya ke dalam usaha.
Jadi,Persamaan akuntansi dapat di gambarkan
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik (Modal)
Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, maka pimpinan harus menjaga unsur-unsur berikut :
1.
Likuiditas, yaitu
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.
Likuiditas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
2.
Likuiditas extern,
dimana perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dengan pihak
luar.
3.
Likuiditas intern,
dimana perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjamin proses produksinya.
Untuk melihat suatu badan usaha likuid
atau tidak, disusun suatu neraca likuiditas atau daftar likuiditas. Kemudian
dihitung rasio likuiditasnya, yaitu suatu perbandingan antara jumlah aktiva
lancar dengan jumlah utang jangka pendek yang dinyatakan dengan rumus :
Ratio
Likuiditas = jumlah aktiva lancar / jumlah utang jangka
pendek x 100%
Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid
(mampu membayar utangnya) jika ratio likuiditasnya minimal 200%.
2.
Solvabilitas, ialah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi. Kewajiban tersebut baik berupa hutang jangka panjang maupun hutang
jangka pendek.
Ratio solvabilitas dihitung dengan
rumus :
Ratio
Solvabilitas = nilai jual aktiva / jumlah seluruh utang
x 100%
Jika rationya lebih besar dari 100%
maka perusahaan dianggap solvabel, artinya dapat membayar semua utangnya jika
pada saat itu perusahaan dilikuidasi.
3.
Rentabilitas,
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau profit dengan sejumlah
modal yang ada di dalam perusahaan. Rentabilitas dapat diklasifikasikan menjadi
:
4.
Rentabilitas
ekonomis, kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari keseluruhan modal yang
digunakan.
Rentabilitas ekonomis dihitung dengan
rumus :
Rentabilitas
Ekonomis = laba
bersih sebelum pajak / jumlah modal perusahaan x 100%
1.
Rentabilitas modal
sendiri, adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari sejumlah
modal sendiri yang digunakan.
Rentabilitas modal sendiri dihitung
dengan rumus :
Rentabilitas
Modal Sendiri = laba bersih setelah pajak / jumlah modal sendiri
x 100%
RUANG LINGKUP MENAJEMEN DARI SUATU BISNIS
1) Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.
1) Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.
2)
Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva
tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin,
maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi
atau aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
3)
Keputusan Pengelolaan
Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara
efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pembicaraan
tentang keputusan – keputusan dalam bidang keuangan, yaitu: Keputusan
Investasi, Keputusan pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden dengan tujuan
memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham.
Pelaksanaan Fungsi – fungsi
manajemen keuangan yaitu: penggunaan dana dan memperoleh dana, lewat keputusan
– keputusan investasi, pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden agar nilai
perusahaan bisa meningkat.
Meliputi semua aktivitas perusahaan
yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana dengan cara yang paling
efisien.
Manajemen Keuangan atau sering
disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang
murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara
efisien.
Berbagai macam pengertian
pembelanjaan
1.
Pembelanjaan Aktif.
Adalah bagaiman menggunakan dan mengalokasikan
dana yang telah diperoleh tersebut dengan cara yang paling efisien.
2.
Pembelanjaan Pasif.
Adalah usaha–usaha yang dilakukan
perusahaan untuk memperoleh dana. Pembelanjaan pasif , dibagi menjadi:
a.
kuantitatif (jumlah), penentuan besar atau jumlah modal yang akan dibutuhkan.
b.
kualitatif (macam), penentuan jenis/macam modal yang akan digunakan.
3.
Pembelajaan ditinjau dari sumber dana
1)
Pembelanjaan dari luar (external financing)
a.
Pembelanjaan sendiri (equity financing), dana yang berasal dari pemilik, peserta/pengambil
bagian/pemegang saham.
b.
Pembelanjaan Asing (debt financing),
dana yang berasal dari kredit bank, asuransi.
2)
Pembelanjaan dari dalam (internal financing)
a.
Pembelanjaan intern, penggunaan laba, penggunaan cadangan untuk digunakan
sebagai modal
b.
Pembelanjaan intensif, penggunaan penyusutan aktiva tetap yang masih belum
digunakan untuk menganti aktiva yang lama.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar